Hi, all feliners. Postingan ke dua di hari raya Idul Fitri. Setelah ini The Cat Sound akan terus post review pakan kucing karena beberapa waktu lalu sangat ketinggalan. Enjoy!
Kali ini The Cat Sound akan mereview makanan kucing yang sudah dikenal oleh para feline lovers, yaitu Whiskas. Once again, who doesn’t know this brand? This brand is quite famous. Jenis yang akan aku review adalah varian Whiskas Hair Ball Control. Kenapa Whiskas Hairball Control? Menurut rekomendasi shopkeeper di pet shop tempat aku beli Whiskas Hairball Control, makanan ini bisa mengeluarkan ‘hairball’ yang dijilat kucing melalui poop. Belakangan ini aku perhatikan kalau kucing-kucingku kayak mau muntah tapi tersedak gitu, dan juga muntahannya bola bulu. Aw, poor kitty. By the way, review ini aku tulis bulan Oktober tahun 2015. Semoga review ini belum kedaluwarsa ya! Okay, yuk simak review Whiskas Hairball Contol di bawah!
Packaging & Price
Kemasan yang aku dapatkan ketika membeli Whiskas Hairball Control ini sudah berupa kemasan repack oleh Griya Satwa Lestari pakai kantong plastik. Aku beli Whiskas Hair Ball Control ini di Griya Satwa Lestari Semarang seharga IDR 25,000. Harga kemasan freshpack-nya sama. Entah juga kenapa Whiskas di GSL direpack.
Flavor
Whiskas punya banyak varian rasa dry cat food, untuk rasa varian Hairball Control ini adalah rasa Salmon. Aku udah bisa langsung nebak kalau rasa Whiskas Hairball Control itu rasa ikan, udah bisa ditebak dari aroma Whiskas yang khas aroma ikan. Buat rasa lain sih banyak, cuma ada beberapa aja yang dipasarkan di Indonesia. Yang aku lihat di website-nya sih banyak, bisa feliners baca di sini.
Texture & Ingredients
Tekstur Whiskas Hairball Control keras, bentuk kibble tulang-tulang kecil berwarna coklat krem terang dan ada beberapa kibble bentuk kotak warna orange menyala. Menurut website, kibble kotak itu adalah salmon pocket. I’m not sure sih apakah itu isinya Salmon. Sepertinya Whiskas ini hampir ada makanan bentuk kotak pocket gitu. Di Whiskas Junior juga ada Milk Pocket. Ingredients yang ada di Whiskas Hairball Control antara lain :
CHICKEN MEAL, GROUND YELLOW CORN, CORN GLUTEN MEAL, CHICKEN BY-PRODUCT MEAL, ANIMAL FAT (PRESERVED WITH BHA), SOYBEAN MEAL, NATURAL FLAVOUR, CHICKEN, POWDERED CELLULOSE, WHEAT FLOUR, DRIED BEET PULP, RICE, POTASSIUM CHLORIDE, SALT, CARAMEL COLOUR, VEGETABLE OIL, VITAMINS (CHOLINE CHLORIDE, dl-ALPHA TOCOPHEROL ACETATE [SOURCE OF VITAMIN E], VITAMIN A ACETATE, NIACIN, VITAMIN B12 SUPPLEMENT, RIBOFLAVIN SUPPLEMENT [VITAMIN B2], THIAMINE MONONITRATE [VITAMIN B1], d-CALCIUM PANTOTHENATE, VITAMIN D3 SUPPLEMENT, BIOTIN, PYRIDOXINE HYDROCHLORIDE [VITAMIN B6], FOLIC ACID), TAURINE, dl-METHIONINE, TRACE MINERALS (ZINC SULPHATE, COPPER SULPHATE, MANGANESE SULPHATE, POTASSIUM IODIDE), WHITEFISH MEAL, BHA, BHT.
source
Ingredients pada Whiskas ini sebagian besar adalah tepung. Menurut beberapa review dari blog dan forum kucing mengenai Whiskas ternyata efek jangka panjangnya ga bagus buat kucing. Kalau kucing terus-terusan diberi makan bahan tepung-tepungan bisa menyebabkan kerusakan hati dan organ lain. Ingredients Whiskas Hairball tertulis Animal Fat, aku sendiri bingung lemak hewan apakah yang digunakan dalam bahan-bahannya. But to be honest aku sih juga bingung apakah makanan dengan bahan tambahan tepung akan berdampak buruk dalam jangka panjang. Who knows for sure? Ya pastinya dokter hewan. Sebagai konsumen sih aku mencoba dan kalau efeknya buruk buat kucing aku hentikan. Jadi penasaran sama bahan tambahan tepung ini. We’ll talk about it soon, okay?
Cat Point of View
Karena kibblenya sangat keras, jadi kucingku kurang lahap makan.. Terutama para kittens yang ogah-ogahan makan Whiskas Hairball Control karena mereka kesusahan buat ngunyah. Padahal umur mereka udah hampir 5 bulan tapi tetep aja susah makan. Mungkin karena faktor itu lah para kucingku jadi ga mau makan Whiskas Hairball Control. Menurut informasi dari Mba Tere shopkeeper Griya Satwa Lestari, setelah makan produk makanan kucing jenis hairball, rontokan bulu si kucing yang ikut terjilat dan akhirnya tertelan akan ikut keluar bersama kotoran si kucing. Which, I barely see it. I didn’t see any hairball or hair on them poops. Dengan kata lain, mungkin cara kerja Whiskas Hairball Control lambat dan mungkin juga harus dimakan secara teratur oleh kucing. Sedangkan Lela nampaknya kurang suka dengan Whiskas Hairball Control, jadi aku hentikan dan ganti ke makanan kucing lain.
Efek setelah makan Whiskas Hairball Control terhadap kucing-kucingku ga ada yang berubah dari rutinitas biasa mereka. Cuma aku sadar kalau mereka lebih sering pipis dan pipisnya bau menyengat. Pipisnya berwarna kuning menyala dan baunya pesing banget.
Conclusion
Whiskas Hairball Control ga berpengaruh cepat buat mengeluarkan sisa hairball ke dalam poop. Mungkin karena aku kurang lama mengkonsumsinya atau karena sebab lain. Kenapa aku buru-buru menghentikan Whiskas Hairball? Karena kucingku ga suka dan terlihat mereka kehilangan nafsu makan mereka. Akhirnya aku switch ke makanan lain. Masalah hairball kucing belum terselesaikan, aku akan terus cari produk makanan kucing yang bisa mengeluarkan hairball. Aku udah dikasih beberapa rekomendasi yaitu Friskies, Me-o, Pet Forest dan merk lainnya. Maybe I’ll give them a try real soon! Sekian review makanan kucing Whiskas Hairball Control. Semoga berguna dan bisa dijadikan refrensi. Ciao feliners! Thank you for reading The Cat Sound!
No comments:
Post a Comment